Warna memang tidak sanggup dipisahkan dengan desain interior rumah. Bahkan warna sangat berarti dalam kehidupan insan di dunia. Sampai-sampai ada istilah pesona dunia lantaran penuh warna. Warna tidak hanya saja membuat pesona lewat keindahannya, tetapi warna juga bisa membuat kesan psikologis pada diri manusia, terlebih pada anak-anak.
Tidak percaya? Bukankah Anda sering mendengar anak Anda meminta sesuatu terkait dengan warna?
“Bu, mejanya warna abu-abu saja ya yang di kamarku?”
“Ma, dipanku nanti dicat pink aja yah?”
“Bagus lho mah, kalau vas bunga ini berwarna putih”
Nah, ungkapan-ungkapan menyerupai itu memperlihatkan bahwa ada warna-warna yang mereka sukai dan mereka merasa nyaman dengan warna-warna itu. Sehingga sesungguhnya secara tidak eksklusif warna telah mempengaruhi psikologis mereka. Kalau tidak tentu mereka tidak akan mempunyai selera yang dikaitkan dengan warna.
Berikut ini hal-hal yang terkait dengan warna dan imbas psikologis yang ditimbulkannya.
Warna untuk kesan feminin dan maskulin
Banyak sudah para hebat yang menjelaskan wacana adanya perbedaan warna yang mencirikan kemaskulinan dan kefeminiminan. Karenanya dalam mendesain interior rumah, unsur warna harus Anda perhatikan dan diadaptasi dengan siapa yang akan menempati ruangan atau kamar tersebut. Selain diadaptasi dengan jenis kelamin orang yang akan menghuni ruangan, faktor usia juga perlu diperhatikan.
Meskipun ada warna-warna tertentu dalam desain interior rumah yang identik dengan warna perempuan atau lak-laki, namun ada warna warna tertentu yang disukai oleh kedua jenis kelamin tersebut. Lalu warna apa yang sempurna untuk anak Anda? Warna merah muda dan biru yaitu warna yang biasanya disukai oleh mereka. Sehingga warna ini sangat pas diaplikasikan dalam kamar mereka.
Kenapa hal itu bisa terjadi? Ya, lantaran kedua warna itu akan memberi imbas menenangkan, menghibur dan meredam emosi. Saat mata seseorang melihat warna merah muda dan biru dalam desain interior rumah, segera otak mereka akan memproduksi norepinephrine, suatu kelenjar yang sanggup menghasilkan epinephrine yang sanggup menjadikan ketenangan.
Warna-warna lembut menyerupai merah muda, kuning muda, hijau muda atau orange biasanya sangat disukai oleh bawah umur perempuan, sementara itu anak pria lebih menyukai warna biru, abu-abu, kuning atau hijau. Warna-warna yang disukai oleh bawah umur perempuan itu akan memberi kesan feminim, lemah lembut sedangkan warna yang disukai pria itu akan memberi kesan maskulin.
Warna untuk anak hiperaktif
Hiperaktif merupakan gangguan pada diri anak sehingga anak yang menderita hiperaktif ini tidak gampang fokus pada satu kiprah tertentu. Sehingga sulit untuk anak hiperaktif ini menuntaskan kiprah meskipun hanya satu tugas. Mereka akan cepat beralih dari satu acara ke acara yang lain. Gelisah dan tidak bisa duduk hening merupakan ciri yang sanggup dikenali dari anak penderita hiperaktif.
Para hebat banyak yang menyampaikan bahwa hiperaktif ini disebabkan oleh kerusakan kecil pada sistem saraf dan otak yang berakibat rentang konsentrasi menjadi sangat pendek dan sulit dikendalikan. Berbagai macam metode diterapkan untuk mengatasi gangguan hiperaktif ini. Dari beberapa metode tersebut yaitu terapi warna.
Terapi warna bagi anak hiperaktif lebih menguntungkan dibanding dengan terapi yang lain. Seseorang sanggup mengaplikasikan warna tersebut dalam desain interior kamar anak yang mengalami gangguan hiperaktif. Di samping kondusif dan tidak merusak ginjal terapi warna ini juga sangat efektif lantaran secara eksklusif mereka akan melihatnya setiap hari di dalam desain interior rumah mereka.
Tentu saja untuk melaksanakan terapi warna ini Anda harus mengetahui warna apa yang disarankan oleh dokter anak Anda. Warna yang disarankan yaitu warna yang memberi kesan sejuk atau dingin, yang dalam bundar warna, warna sejuk terlihat dari warna hijau ke ungu melalui warna biru. Dari bundar warna itu juga sanggup diketahui bahwa warna sejuk mencakup warna hijau, biru muda, ungu dan biru tua.
Anda sanggup mengaplikasikan pilihan warna itu pada desain interior rumah khususnya pada desain interior kamar anak Anda. Sehingga harapannya, si anak saat berada di dalam kamar dengan warna sejuk itu mereka akan mencicipi kenyamanan dan memberi kemampuan untuk meredam emosi yang sedang mereka rasakan.
Warna desain interior rumah untuk anak autis
Beberapa ciri anak yang mengalami gangguan autis yaitu mereka sulit menjalin interaksi sosial, kontak mata yang kurang dan lisan muka yang kurang hidup, tidak suka bermain dengan teman sebaya serta tidak mempunyai rasa tenggang rasa pada orang lain. Di samping itu kurang emajinatif dan lambatnya kemampuan berbicara juga merupakan ciri anak autis.
Seperti halnya anak hiperaktif, anak autis inipun juga sanggup diterapi dengan terapi warna. Terapi warna ini diperlukan si anak mempunyai kesadaran akan keberadaannya dengan lingkungannya. Hal itu sanggup dilakukan dengan memberi warna panas atau hangat dalam desain interior kamar tidur mereka. Sehingga saat setiap harinya mereka melihat warna-warna tersebut pikiran mereka terdorong dan sadar bahwa mereka ada dalam suatu ruangan.
Dalam linkaran warna hangat terletak antara warna merah ke kuning. Warna merah merupakan warna yang tajam yang mempunyai kesan emosional yang sangat besar lengan berkuasa daripada warna yang lainnya. Meski warna merah tersebut timbul di cuilan paling bawah tetapi imbas yang pada mata seseorang paling cepat bila dibanding dengan warna yang lain.
Nah hal-hal yang diuraikan di atas sekali lagi pertanda bahwa warna tidak hanya membuat pesona pada sebuah ruangan dalam desain interior rumah, tetapi ternyata warna bisa memperlihatkan imbas psikologis pada seseorang bahkan warna sanggup dipakai untuk terapi pada anak dengan gangguan autis maupun hiperaktif.
Facebook Comments